Pluralisme atau keberagaman paham. Setiap kali kata pluralisme ini terdengar, maka terkadang kita langsung mengarah kepada keberagaman beragama, padahal mungkin saja dan ada keberagaman lain yang dimaksud dengan pluralisme selain agama. 

Khusus terkait dengan pluralisme-negara-agama, saya tentu sangat setuju dengan istilah toleransi beragama. Namun terkait dengan maraknya bermunculan akhir-akhir ini terkait dengan adanya “aliran-aliran sesat”, maka saya secara pribadi, saya masih sangat sulit untuk memberi jarak dengan kata toleransi di sana. 

Pemahaman saya cukup sederhana, bahwa ada agama yang telah diakui, dan cukup berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga dapat terjadi toleransi antar agama. Kemudian timbullah semacam agama-agama modifikasi dari agama yang telah diakui itu, dan menurut saya modifikasi agama inilah yang menyebabkan pertentangan yang sangat keras itu. Seandainya saja pihak-pihak tersebut membentuk agama baru tanpa menodai dengan mencatutkan agama kelompok lain dalam agama yang baru ia bentuk tersebut mungkin saja pertentangan semacam ini tidak akan begitu keras.

Hal semacam inilah yang kemudian menyebabkan timbulnya kekerasan terhadap golongan yang satu dengan yang lainnya. kita harus akui bahwa kekerasan bukanlah jalan menyelesaikan masalah ini. Terlepas dari tidak setujunya kita dengan kelompok tersebut. Sehingga menurut saya kekerasan yang banyak terjadi karena negara melalui aparaturnya absen dalam masalah ini. Seandainya saja negara dengan sigap merespon adanya pertumbuhan agama atau aliran baru maka masyarakat tidak akan bertindak sewenang-wenang. Namun masyarakat bertindak sewenang-wenang karena menganggap negara membiarkan hal itu terjadi (pertimbuhan agama baru tersebut).

Regards

Jun